Tuesday, July 18, 2006

rev industri


Kaum Proletar Industri
Friedrich Engels
The Conditions Of The Working-Class In England Urutan penyelidikan kita terhadap berbagai golongan proletar yang berbeda dengan sendirinya mengikuti sejarah kebangkitannya dalam bab terdahulu. Golongan proletar yang pertama sekali muncul dihubungkan dengan industri manufaktur, dilahirkan dari sini, dan dengan sendirinya, mereka yang bekerja di dalam sektor ini, dalam pekerjaan mengolah bahan mentah, akan pertama sekali menarik minat kita. Produksi bahan mentah dan bahan bakar bagi industri manufaktur menjadi penting hanya sebagai akibat dari perubahan industri, serta melahirkan golongan proletar baru: penambang batubara dan metal. Kemudian, yang ketiga, industri manufaktur mempengaruhi pertanian, dan keempat, kondisi Irlandia; sehingga masing-masing fraksi proletar akan memperoleh tempat dengan sendirinya. Kita juga akan menemukan bahwa, mungkin kecuali pada orang-orang Irlandia, tingkat kecerdasan berbagai buruh memiliki proporsi yang berkaitan langsung dengan hubungan mereka dengan industri manufaktur; dan bahwa buruh pabrik merupakan kelompok yang paling cerdas sesuai dengan kepentingan mereka, buruh tambang sedikit di bawahnya, sedangkan buruh pertanian hampir tidak memiliki kecerdasan sama sekali. Kita akan kembali menemukan urutan yang sama pada buruh industri, serta melihat bagaimana buruh pabrik, yang merupakan anak-anak sulung revolusi industri, sejak semula hingga saat ini telah membentuk inti Gerakan Buruh, dan bagaimana buruh-buruh lainnya kemudian bergabung dengan gerakan ini hanya sebagaimana barang hasil kerajinan tangan mereka telah disingkirkan oleh kemajuan penemuan mesin. Begitulah, kita akan mengambil pelajaran dari contoh-contoh yang ditawarkan Inggris, dari langkah sejajar yang telah dipertahankan oleh Gerakan Buruh dengan gerakan perkembangan industri, yang merupakan arti penting sejarah industri manufaktur.
Meskipun demikian, karena dewasa ini kaum proletar industri sangat terlibat dalam gerakan buruh, dan karena kondisi berbagai golongan ini umumnya hampir sama, karena mereka semua adalah kaum proletar industri, mula-mula kita harus mempelajari kondisi kaum proletar industri secara keseluruhan, agar dapat kemudian memperhatikan secara lebih khusus masing-masing golongan secara terpisah dengan kekhasannya sendiri-sendiri.
Sebelumnya telah dikemukakan bahwa industri manufaktur memusatkan kekayaan di tangan segelintir orang. Industri ini membutuhkan modal besar untuk mendirikan perusahaan kolosal yang menghancurkan borjuasi pedagang kecil dan untuk menaklukkan kekuatan-kekuatan Alam, dengan demikian menyingkirkan pekerjaan manual pekerja-pekerja independen dari pasaran kerja. Pembagian kerja, penggunaan air dan terutama uap, serta pengunaan mesin-mesin, adalah tiga tuas (pengungkit) utama yang digunakan oleh industri manufaktur, sejak pertengahan abad yang lalu, untuk mengobrak-abrik dunia. Dalam skala kecil, industri manufaktur melahirkan kelas menengah; dalam skala besar, ia melahirkan kelas buruh, dan mengangkat orang-orang terpilih dari kelas menengah ke atas tahta, namun hanya untuk ditumbangkan kembali bila saatnya tiba. Sementara itu, tidak dapat dipungkiri dan mudah untuk dijelaskan bahwa sejumlah besar golongan kelas menengah kecil yang berasal dari "masa lalu yang menyenangkan" telah dilenyapkan oleh industri manufaktur, dan dilebur menjadi kapitalis kaya di satu pihak dan buruh miskin di lain pihak.*)
Meskipun demikian, kecenderungan pemusatan oleh industri manufaktur tidak hanya berhenti di sini saja. Penduduk menjadi tersentralisir, sama halnya seperti modal; dan, secara sangat alamiah, tentunya, sebab manusia, para buruh, dalam industri manufaktur dipandang hanya sebagai sepotong modal yang untuk pemakaiannya pemilik pabrik membayar sejumlah bunga dengan nama 'upah.' Sebuah pabrik manufaktur membutuhkan buruh dalam jumlah besar untuk dipekerjakan bersama-sama dalam satu bangunan, tinggal berdekatan satu sama lain dan pada pabrik-pabrik berukuran besar membentuk perkampungan sendiri. Mereka memiliki kebutuhan-kebuthan, yang untuk pemenuhannya diperlukan orang lain lagi; maka berdatanganlah para pengrajin-tangan, pengrajin sepatu, penjahit, tukang roti, tukang kayu, tukang batu. Penghuni kampung-kampung ini, terutama generasi mudanya, membiasakan diri pada kerja pabrik, menjadi trampil di dalamnya, dan ketika pabrik pertama tidak lagi dapat menampung mereka semua, tinghkat upah menjadi turun, dan akibatnya adalah terjadi perpindahan pabrik-pabrik manufaktur baru. Maka perkampungan itu tumbuh menjadi sebuah kota kecil, dan kota kecil ini kemudian tumbuh menjadi kota besar. Makin besar kota tersebut, makin banyak pula keuntungannya. Kota ini akan membangun jalan-jalan raya, jalan kereta api, kanal. Pilihan akan buruh trampil secara konstan meningkat, pabrik-pabrik baru dapat dibangun dengan biaya lebih murah karena adanya persaingan di antara para kontraktor bangunan dan mesin yang ada, daripada jika dibangun di distrik yang letaknya jauh di pinggiran kota sebab artinya kayu-kayu, mesin-mesin, kontraktor bangunan dan petugas-petugas harus diangkut ke sana. Kota ini akan menawarkan sebuah pasar yang akan dibanjiri pembeli, serta komunikasi langsung dengan pasar-pasar yang memasok bahan mentah atau memerlukan barang jadi. Demikianlah pertumbuhan cepat dan luar biasa dari kota-kota industri manufaktur. Daerah pedesaan atau pinggiran kota, di lain pihak, memiliki keuntungan tingkat upah yang lebih rendah daripada di kota, sehingga kota dan desa selalu berada dalam persaingan. Dan, apabila keuntungan berada di pihak kota hari ini, tingkat upah akan menjadi sangat rendah di desa besok, sehingga investasi akan lebih menguntungkan untuk dibangun di desa. Akan tetapi kecenderungan pemusatan dari industri manufaktur terus berlangsung dengan kekuatan penuh, dan setiap pabrik baru yang dibangun di desa membawa serta sebuah kuman kota manufaktur. Seandainya memungkinkan bagi desakan industri manufaktur gila-gilaan ini untuk tetap berlangsung dalam kecepatannya saat ini sampai satu abad mendatang, maka setiap distrik industri manufaktur di Inggris akan menjadi sebuah kota besar industri manufaktur, dan daerah Manchester dan Liverpool akan bertemu di Warrington atau Newton; sebab dalam perdagangan pun pemusatan penduduk seperti ini terjadi dengan cara yang persis sama, dan itulah sebabnya satu atau dua pelabuhan besar seperti Hull dan Liverpool, Bristol dan London, memonopoli hampir seluruh perdagangan maritim di Inggris Raya.
Karena perdagangan dan industri manufaktur mencapai perkembangannya yang paling lengkap di kota-kota besar ini, pengaruhnya terhadap kaum proletar pun paling mudah dilihat di sini. Di sini, pemusatan kekayaan mencapai tingkat paling tinggi; di sini moral dan kebiasaan 'masa lalu yang menyenangkan' paling banyak terhapus; segalanya telah berkembang sedemikian rupa di sini sehingga sebutan Merry Old England (Inggris Tua yang Ceria) sudah tidak ada artinya lagi, sebab nama 'Inggris Tua' sendiri sudah tidak lagi dikenal dan tidak lagi terdapat dalam cerita-cerita tentang kakek-kakek kita. Dengan demikian pula, yang ada tinggal kelas kaya dan kelas miskin, sebab kelas menengah-bawah semakin lenyap samasekali dengan berlalunya hari. Maka kelas yang tadinya paling stabil telah menjadi kelas yang paling gelisah. Dewasa ini, kelas ini terdiri dari beberapa orang sisa-sisa masa lampau, dan sejumlah orang yang bersemangat mencari harta kekayaan, para Micawbers dan spekulan industri yang satu diantaranya mungkin berhasil mengumpulkan kekayaan, sementara sembilanpuluh-sembilan lainnya jatuh pailit, dan lebih dari separuh dari sembilan-puluh-sembilan ini selamanya hidup dengan cara mengulangi kegagalan.
Namun di kota-kota ini, kaum proletar merupakan mayoritas tak terhingga, dan bagaimana mereka menjalani hidupnya, pengaruh apa saja yang diberikan kota-kota ini terhadap mereka, akan kita selidiki sekarang.
Catatan:
*) Sampai di sini, bandingkan dengan artikel saya "Garis Besar bagi Kritik Ekonomi Politik" dalam Deutsch-Franzosische Jahrbucher. (Lihat juga Marx/Engels, Gesamtausgabe, Abt. I, Bd. II, S. 379-404.-Ed.) [Dalam essay ini "persaingan bebas" merupakan titik awal pembahasan; akan tetapi industri hanyalah merupakan praktek persaingan bebas dan persaingan bebas hanyalah merupakan prinsip industri itu sendiri. (Ditambahkan di dalam edisi berbahasa Jerman.)]
Alih bahasa: Nur Rachmi
in this section
PAGE 1:
Kerja Upahan Dan Kapital
PAGE 2:
Penghapusan Hak Milik Atas Tanah
PAGE 3:
Tentang Perdagangan Bebas
PAGE 4:
Tentang Proudhon
PAGE 5:
Upah, Harga Dan Laba
PAGE 6:
Tesis Tentang Feuerbach
PAGE 7:
Barangdagangan Dan Uang
PAGE 8:
Masalah Perumahan
PAGE 9:
Keruntuhan Feodalisme
PAGE 10:
Klas-Klas Masyarakat
PAGE 11:
Upah Yang Layak
PAGE 12:
Kondisi Klas Pekerja Di Inggris
PAGE 13:
Manifesto Partai Komunis

geovisit();

0 Comments:

Post a Comment

<< Home